Akhir akhir ini mengetahui ternyata banyak orang yang sedang mengalami kebosanan. Atau bisa juga disebut sedang jenuh. Aku jadi ingin menulis tentang ini. Soalnya aku sendiri juga sedang merasakan ini.
Kenapa sih kita merasa bosan? jenuh? Gak bersemangat? Mungkin bisa dikarenakan kita harus menghadapi suatu hal yang monoton. Itu itu aja. Dalam waktu yang lama melakukan hal yang sama, tidak ada kenaikan dan penurunan yang berarti. Dalam kurva sigmoid, ini disebut fase stasioner. Lurus. Lempeng. Dan gampang membuat bosan. Dan pada akhirnya pada suatu titik akan terasa sangat membosankan hingga jenuh. Sebenarnya apa yang kita butuhkan dalam fase ini?
Menurutku kita butuh Challage. Semacam lemak yang menjadi jenuh, kalo kita panaskan dia akan meleleh lagi. Challage dalam bentuk apapun.
Untuk menghadapi perasan seperti ini memang gampang gampang susah. Setidaknya memang bosan adalah hal yang wajar terjadi. Tapi tidak untuk waktu yang lama. Kita harus kembali ke tempat yang labih baik. Bukan kembali ke rasa bosan itu. Memang tidak dipungkiri, perasaan ini sering menyerang dengan mudah saat semua berjalan dengan begitu membosankan.
Ada banyak cara yang aku lakukan saat perasaan jenuh ini menyerang :
1. Melakukan hal hal baru. Coba mencari tantangan untuk mendaftar suatu kompetisi. Membuat deadline dengan kegiatan diluar kebiasaan. exp: mencoba cari cari pendaftaran acara ini itu, paper publication, atau kompetisi.
2. Nongkrong di tempat makan baru. Mencicipi menu baru, kopi hitam panas, berbagai macam jenis kopi baru, atau minuman panas lainnya.
3. Main ke panti asuhan, atau dinas sosial lainnya. Membuat kita tahu bahwa betapa beruntungnya kita sudah mendapati kesempatan yang baik.
4. Membaca buku. Berjalan jalan ditoko buku, nongkrong di perpustakaan. Baca hal hal yang pengen dibaca. Diutamakan buku yang menginspirasi, atau bisa juga buku menu masakan, merajut, dan buku kreasi yang memacu kinerja otak. Lebih suka buku yang berwarna warni.
5. Berdoa, bersyukur, curhat sama Allah. Meminta maaf karena mungkin ini adalah bibit dari rasa tidak bersyukur. Minta maaf, minta dikuatkan, minta diberi petunjuk. Dan kembalikanlah semua urusan hanya padaNya. Kembalikan niat kita, bahwa kita melakukan ini hanya untuk Allah untuk mendapatkan rahmatnya. Apakah kita akan menyerah untuk memperjuangkan cintaNya karena rasa bosan?
6. Memberi semangat orang lain. Terkadang memotivasi orang lain lebih mudah dibandingkan memotivasi diri sendiri. Maka dari itu, manusia butuh manusia lainnya. Coba memberi motivasi dan semangat untuk orang lain yang kamu temui. Sebenarnya hal itu menjadi motivasi untuk diri kita sendiri secara tidak langsung.
7. Jaga mood untuk tetap baik, nonton film yang memotivasi, ngobrol dengan orang orang soleh yang menginspirasi, banyak membaca Alquran dan buku yang membangun. Usahakan mood tetap baik saat berurusan dengan penyembuhan rasa bosan.
8. Kalau ingin menangis boleh kok. Menangislah dibalik hujan, saat berkendara, dibalik bantal, dilahan yang luas, saat kamu berlari sekencang kencangnya, dibalik buku yang kamu baca, pura pura nonton film sedih, sampai tidak ada orang yang tahu bahwa kamu telah menangis. Menurutku menangis lebih baik daripada mengeluh. Menangislah secukupnya. setelah itu kita harus temukan lagi jalan agar kita bisa kembali tersenyum. Perasaan jenuh itu akan ikut cair dengan air mata kita. Tapi ingat, menangislah secukupnya. Bagiku 30-60 menit itu sudah lebih dari cukup untuk sebuah perasaan bosan yang terpendam sangat lama berbulan bulan.
9. Bersyukurlah dengan apa yang terjadi pada kita, tersenyum, ambil nafas, bahwa Allah akan memberi kado yang indah habis ini. Berfikir positif.
Salam semangat untuk teman teman seperjuangan di kampus biologi UGM. Yang sedang menjalankan tanggung jawab banyak, penelitian tugas akhir, seminar, kerja praktek, PKM, pengurus organisasi, panitia, aktivis, tugas, kuliah, dan semuanya. Yang sedang berharap dirinya bisa membelah seperti amoeba atau jurusnya naruto. Lakukanlah semuanya karena pengabdian kita sama Allah.
Seiring dengan apa yang terjadi sama kita, sesunggunya ini telah sesuai dengan kapasitas kita. Allah juga memberikan kemampuan bersama kedatangannya. Hanya kita saja yang tidak terlalu percaya bahwa kita punya kemampuan itu. Kita itu bisa, kita itu mampu. Selamat berjuang. Semoga apa yang kita perjuangkan mendapatkan Rahmat dariNya.
Jangan pikir kau sebagai materi seonggong belaka, padahal didirimu terdapat kemampuan tak terbatas (Ali, r.a)